https://youtu.be/2m2QZZJeKKs

MERAMU PEMAHAMAN PADA PEMBEKALAN CPP ANGKATAN 7 GELOMBANG 2

"PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN"

Oleh ; RINDANG DJOKO TRIASMORO

1.   Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menjadi landasan transformasi pendidikan Indonesia yang berpihak pada anak.

 

a)  Makna dari kata ‘menuntun’ 

Pendidikan menurut Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara adalah 'menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat’ (Dewantara, 1936). 

Pandangan KHD tersebut memandang pendidikan bukan hanya ditujukan bagi individu pembelajar, namun juga kodrat dirinya sebagai bagian integral komunitasnya. Aspek sosial merupakan aspek penting yang menjadi bagian pembentuk sekaligus menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam hal pendidikan dan pengajaran, KHD secara tegas memisahkan keduanya. Pengajaran (onderwijs) adalah proses pendidikan dalam ‘memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin (Dewantara, 1936). Sementara pendidikan (opvoeding) adalah ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’.

https://youtu.be/2m2QZZJeKKs

 

b)  Peran menuntun sesuai sistem among 

 

Among adalah salahsatu pendidikan budi pekerti yang dipaparkan Ki Hajar Dewantara dengan cara Tut Wuri Handayani. Artinya pesertadidik harus mampu membangun skill agar berdayaguna dalam hal cipta, rasa dan karsa yang seimbang. Seorang guru menurut KHD harus mampu menjadi pamong, mendidik dengan welas asih sesuai dengan tumbuh kembang anak. Sistem among memberikan kesempatan seluas-luasnya pada kemandirian anak. Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

 

https://youtu.be/mtkTl4Ew810

 

 





c)  Makna dari “merdeka” 

Makna kata merdeka bukan berarti merdeka bebas sebebas-bebasnya. Sebagai seorang pendidik selain harus menuntun kodrat anak sesuai dengan minat dan bakat, kita juga harus bisa menumbuhkan budi pekerti yang baik pada anak didik kita. Pendidikan harus mampu menghasilkan manusia yang merdeka, yang berkembang secara utuh dan selaras dalam segala aspek kemanusiaannya serta mampu menhormati manusia lain.

https://youtu.be/YeAXAxFVEtY

 

 

d)  Kodrat anak tentang bermain yang adalah sama dengan belajar 

 

Dunia anak adalah dunia bermain. Taman Siswa yang didirikan oleh KHD pada masa beliau menjadi sebuah contoh konkrit karena memerdekakan siswa disana. Kodrat alam dan kodrat zaman juga terlihat jelas disana. Bermain adalah kodrat masa kanak-kanak, dan didalam bermain itu mereka juga belajar hal-hal baru, jadi seyogyanya jangan terlalu memaksakan anak belajar dengan tanpa adanya unsur bermain di dalamnya, karena memang masa anak adalah bermain.

 

e)  Pendidikan yang berpihak / menghamba pada anak 

 

Pendidikan yang menghamba pada anak artinya pendidikan yang menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuanindividu, serta menghadirkan model dan metode belajar yang menggali motivasi untuk membangun habitat anak menjadi pembelajar sejati, selalu ingin tahu terhadap informasi dan pengetahuan,suka dan senang membaca. Anak atau pesertadidik menjadi pusat/center dalam proses pembelajaran kontekstual yang menyenangkan.

 

 

f)   Konsep budi pekerti 

 

Konsep budi pekerti menurut KHD, adalah perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Juga dapat dimaknai sebagai perpaduan cipta (kognitif), karsa (afektif), sehingga menciptakan karya (psikomotor).

Jadi pendidikan budi pekerti adalah upaya membekali pesertadidik melalui bimbingan dan pengajaran yang berisi nilai-nilai perikemanusiaan yang dapat diukur melalui norma agama, hukum, tata krama, sopan santun serta norma budaya atau adat istiadat masyarakat.

 

https://youtu.be/p-X-9eJj5_s

 

g)  Anak bukan tabularasa

 

Anak bukan tabularasa menurut KHD ibarat anak bukanlah kertas putih kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa. Anak lahir dengan kekuatan kodrat masing-masing. Teori tabularasa dikemukakan oleh John Locke yang mengibaratkan anak adalah kertas kosong yang mana membutuhkan orang dewasa untuk mengisi atau mewarnainya. Sehingga menurut KHD teori ini ditentang karena anak terlahir sudah memiliki kodrat dan keunikan masing-masing bawaan dari Tuhan yang menciptakannya. Akan bagaimana kedepannya sebagian besar tergantung lingkungan eksternal disekitarnya. Ketika kita memandang anak sebagai individu, itu akan membuat proses pendidikan yang kita lakukan berbeda dibandingkan jika kita memandang anak sebagai kertas kosong. Dengan memandang anak sebagai individu, kita lebih melibatkan anak dalam proses pendidikan untuk dirinya sendiri; kita mendengarkan dan memperhatikan pendapat mereka serta menjadikannya sebuah hal yang penting dalam proses pendidikan anak.

 

h)  Analogi petani untuk menjelaskan kodrat anak

 

Analogi petani untuk menjelaskan kodrat anak menurut pemikiran KHD, petani yang menanam padi hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, memperbaiki kondisi tanah, memelihara,memberi pupuk dan air, membasmi serangga yang mengganggu tumbuhnya tanaman padi. Petani tidak akan dapat menggantikan kodrat tumbuhnya padi menjadi jagung. Begitulah kondisi di dunia pendidikan, guru hanya dapat menuntun anak mencapai dan menggapai apa yang anak inginkan. Pendidik dan peserta didik haruslah memiliki hubungan mutualisme yaitu sama-sama saling menguntungkan. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam yang membutuhkan tangan dingin guru yang diibaratkan sebagai petani. Walupun bibit itu adalah bibit unggul namun di tangan petani yang kurang perhatian maka pertumbuhan bibit itu tidak akan optimal. namun jika bibit itu bukan bibit yang berkualitas tapi dirawat oleh petani yang baik yang benar-benar memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan, maka bibit itu akan tumbuh dengan baik.

 

https://youtu.be/76i3t5-f3y8

 

 

2.      Pendidikan yang Memerdekakan menurut pemikir - pemikir yang selaras dengan pemikiran KHD dan menjadi acuannya (Metode Montessori dan Taman Anak Frobel)

 

Metode montessori adalah cara belajar yang berfokus pada kearifan anak. Metode ini menawarkan pembelajaran langsung dengan praktik dan permainan kolaboratif, berbeda dari metode tradisional cenderung pasif. Pada kelas montessori anak-anak akan diberikan kesempatan untuk memutuskan apa yang akan mereka pelajari. Tehnik belajar ala montessori kini banyak berkembang, metode montessori adalah sebuah sistem pendidikan yang membantu setiap anak meraih potensinya disemua bidang kehidupan. Metode montessori mengajarkan 5 bidang utama, mulai kemampuan berbahasa, konsep matematika, budaya sensorik dan kemampuan sehari-hari. Metode montesseri akan membuat anak dilatih untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran monttesori anak-anak diajarkan untuk mengantri, sikap sopan santun, tata krama dan kebaikan. Kemampuan ini akan melatih emosional intellegent mereka sehingga mereka akan lebih siap berada di lingkungan dan bersosialisasi. Pendidikan yang dilaksanakan saat ini selaras dengan apa yang diharapkan oleh Ki Hajar Dewantara, di mana metode Montessori, Frobel dan Taman anak menyatakan bahwa dunia anak identik dengan bermain, dan didalam bermain itu sesungguhnya seorang anak sedang belajar. Di dalam bermain telah melatih kemampuan seorang anak baik kemampuan panca indra maupun kemampuan psikomotoriknya. Hal inilah yang harus dipahami oleh seorang guru.

 

3.      Kaitan filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan dengan tujuan pendidikan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila

Pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat ini. Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini adalah:Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; Mandiri;Bergotong-royong; Berkebinekaan global; Bernalar kritis; Kreatif. Keenam dimensi ini perlu dilihat sebagai satu buah kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan, maka profil ini akan menjadi tidak bermakna. 

Komentar